Perubahan : Disesali atau Disyukuri?



Waktu terus berjalan dan kita tidak tahu entah sampai kapan. Kita sebagai manusia juga tidak punya kuasa apapun untuk menghentikannya ataupun memutar ulang. Sepahit dan seburuk apapun kejadian yang kita alami, waktu tidak akan peduli. Ia akan terus berjalan membawa kita melewati masa demi masa dan yang bisa kita lakukan hanyalah mengikuti.

Perjalanan waktu membuat kita mengalami kehidupan yang terus menerus berubah. Ya, hidup adalah tentang perubahan. Dalam setiap detik tidak pernah ada suatu hal yang sama di dunia ini entah kita sadari maupun tidak. Hal yang paling tidak aku sukai dari perubahan adalah hati dan pikiran kita yang terus mengingat keadaan sebelum terjadinya perubahan.

Saat pertama kali pindah dan tinggal di Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan tentunya ada banyak hal yang berubah dari hidupku. Tempat tinggalku, orang-orang di sekitarku, waktu, kebiasaan,dan semua hal lainnya menjadi berbeda. Semuanya karena perubahan menimbulkan perbedaan itu sendiri. Lalu apa yang terjadi denganku? Hati dan pikiranku terus saja mengingat semua hal yang terjadi dan ada di rumah. Rindu rumah, orang tua, teman, sekolah, jalanan yang aku lewati setiap hari, dan rindu semuanya. Rindu memang tidak salah, hanya saja kita harus tau bagaimana cara menyikapinya.

Di Yogyakarta selama setahun pertama ini aku tinggal di asrama UGM. Perubahan tempat tinggal dari rumah menjadi asrama selain membuatku merasakan rindu rumah juga membuatku merasakan banyak hal lainnya. Aku bertemu dengan banyak orang baik yang tinggal bersamaku di sini. Setiap orang dengan karakter berbeda yang kutemui hampir setiap hari sangat mewarnai hariku dan membuatku belajar banyak hal. Maka aku pun sadar kalau perubahan yang terjadi di hidupku ini tentu ada dampak baiknya.

Tidak terasa setahun telah berlalu dan aku harus meninggalkan asrama setelah masa tinggalku habis. Perubahan kembali terjadi dalam hidupku. Perubahan tempat tinggal, suasana, kebiasaan, dan berbagai perubahan lainnya yang mungkin saat ini belum aku rasakan. Akhirnya aku harus tinggal di kos, sendirian. Aku yang sudah terbiasa berbagi kamar sehingga jarang merasa kesepian kini harus tinggal benar-benar sendiri di kamar kos. Lalu apa yang terjadi? Tentu saja hati dan pikiranku kembali terus mengingat masa-masa saat aku tinggal di asrama walaupun bahkan aku baru semalam meninggalkan asrama. Aku rindu teman sekamarku, rindu teman-temanku yang menemani setiap kali aku begadang mengerjakan tugas, rindu bapak satpam, rindu setiap sudut kamarku, rindu mengisi alamat penjemputan ojek online dengan alamat asramaku, dan banyak hal kecil lainnya yang aku rindukan yang mungkin selama ini ku anggap sepele saat aku masih tinggal di asrama.

Pertanyaannya adalah apakah setiap perubahan yang terjadi dalam hidup ini harus disesali atau disyukuri? Menurutku adalah semuanya tergantung pilihan kita. Entah menyesal, entah bersyukur, entah tidak dua-duanya, entah menyikapi dengan cara lain, semuanya tergantung pada pilihan kita. Tetapi, satu hal yang harus kita terima dan tidak bisa disangkal adalah bahwa perubahan pasti akan terjadi. Dengan penerimaan itu, hati kita tentu lebih ikhlas untuk mengikuti semua perubahan yang terjadi dan mengikuti kemana waktu membawa kita. Jika perubahan itu terjadi karena pilihan kita sendiri, tidak ada salahnya apakah kita akan menyesal ataupun mensyukurinya. Yang harus dilakukan dan diyakini adalah jangan biarkan perubahan apapun itu menyurutkan semangat kita dan membuat kita berhenti mengikuti jalan yang benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu itu untuk dimengerti, bukan untuk dikompetisikan

A Letter to All My Beloved Friends yang di Bali maupun di Jogja.

Penerimaan : Bentuk Awal dari Self Loving