Untuk Bapak dan Ibu : Pesan yang Tidak Terucap.
Pak, Bu, pertama aku ingin berterimakasih.
Terima kasih sudah menjadi Bapak dan Ibuku sejak hampir 19
tahun lalu, sampai saat ini, dan selamanya.
Terima kasih Pak, Bu, sudah selalu berusaha memenuhi setiap
kebutuhanku meskipun mungkin Bapak dan Ibu harus bekerja tanpa mengenal lelah.
Terima kasih Pak, Bu, sudah selalu mengusahakan memberikan
yang terbaik untukku walaupun Bapak dan Ibu harus hidup sederhana karena itu.
Terima kasih Pak, Bu, sudah mengajariku hal-hal sederhana hingga
rumit yang akan sangat berguna untukku menghadapi kehidupan.
Terima kasih Pak, Bu, untuk segala perhatian dan kasih sayang
untukku walaupun mungkin aku tak seberapa sering membalasnya.
Terima kasih Pak, Bu, untuk tetap bercerita dengan bangga
kepada siapapun tentangku walaupun mungkin aku masih jauh dari harapanmu.
Terima kasih Pak, Bu, sudah mempercayaiku untuk hidup sendiri
di tempat baru walaupun mungkin harus setiap detik mengkhawatirkanku.
Maaf Pak, Bu, aku mungkin belum mengerti bagaimana rasanya
melepas seorang anak perempuan yang sudah belasan tahun kalian jaga dan
besarkan. Tapi percayalah Pak, Bu, aku baik-baik saja dan akan selalu berusaha
untuk tetap baik-baik saja.
Mungkin Bapak dan Ibu mengenalku sebagai seorang anak yang
pendiam, tidak peduli, dan jarang mengungkapkan isi hatiku.
Maaf Pak, Bu, aku sangat menyayangi kalian, dan aku hanya
yakin kalian sudah tau hal itu tanpa perlu aku ungkapkan.
Maaf Pak, Bu, bukan aku bermaksud untuk tidak peduli, aku
hanya malu karena sampai saat ini belum bisa menjadi anak yang bisa menyejukkan
hati.
Maaf Pak, Bu bukan aku tidak mempercayai kalian untuk
menjadi tempatku bercerita segalanya. Hanya saja ada beberapa cerita yang
menurutku lebih baik ku simpan sendiri agar tidak menambah beban pikiran
kalian.
Maaf Pak, Bu, aku masih menjadi anak perempuan kalian yang
seringkali egois dan mau menang sendiri.
Maaf Pak, Bu, terkadang aku mengambil keputusan sendiri
tanpa mempertimbangkan pendapat kalian.
Maaf Pak, Bu, jalan yang aku pilih untuk membahagiakan
kalian mungkin berbeda dengan yang kalian harapkan. Tetapi aku berjanji akan
selalu berusaha dan memberikan yang terbaik yang ku bisa.
Pak, Bu, aku berjanji sampai kapanpun akan tetap menjadi
anak perempuan pertama Bapak dan Ibu seperti dulu, hanya saja ku harap akan
menjadi lebih mandiri dan dewasa nantinya. Bapak dan Ibu tolong doakan aku agar
tidak menyerah dengan keadaan apapun. Seringkali aku merasa kalah dan ingin
berhenti, tetapi kembali ku mengingat ada kalian yang tidak pernah menyerah
untukku. Tolong doakan agar aku bisa sekuat Bapak dan Ibu.
Bapak dan Ibu, maaf sampai saat ini kalian masih harus
memberiku waktu untuk bisa menjadi anak yang membanggakan. Aku berjanji Pak,
Bu, akan berusaha memanfaatkan waktu ini untuk menjadi lebih baik lagi hingga
tiba saatnya aku pulang dan menorehkan senyum di wajah Bapak dan Ibu.
Sejujurnya masih banyak kata terima kasih dan maaf yang ingin
sekali ku ucapkan, tetapi aku tidak mampu. Entah bagaimana caranya, aku sungguh
berharap tulisan ini akan sampai pada kalian suatu saat nanti. Semoga
kebahagiaan selalu dilimpahkan oleh Tuhan untuk Bapak dan Ibu. Sekali lagi, aku
sayang Bapak dan Ibu.
Yogyakarta, 10 Februari 2019.
Dari anak perempuanmu, Risma.
Komentar
Posting Komentar